KOSONG

 Kosong, 


ya itulah yang aku rasakan, terkadang ingin merasakan hal yang selalu dibayangkan namun selalu sulit tercapai.

entah bagaimana dah harus apa, semua usaha yang dicoba selalu saja gagal dan tidak memuaskan.


jujur saja, jadi pengangguran itu bukan keinginan ku, kalau dibilang kenapa ga berusaha melamar sana sini, itu hal yang menyakiti hati, aku sudah mencoba melamar sana sini dan belum ada satupun yang membutuhkan.

 jika dibilang "si A ngelamar di pt anu bisa keterima, masa kamu nggak?" sebenarnya itu lebih menyakitkan, karena setiap orang memiliki rezekinya masing masing dan mungkin si A memenuhi kriteria untuk bekerja di tempat itu.


Kenapa seorang pengangguran selalu dipandang sebelah mata? bahkan sampai direndahkan dan tidak dihargai?

kenapa nasibku seperti ini? apa semua kesalahanku dimasa lalu yang membuat ini terjadi? apa tuhan sedang mengujiku? atau sedang menghukumku?


aku punya banyak keinginan untuk membahagiakan, mensejahterakan, dan membanggakan orang orang terdekatku terutama keluargaku.

namun apalah daya, hidup ini bukan sepenuhnya milik ku, nasibku ada ditangan ku, namun takdir ku ada pada Tuhanku, seandainya banyak manusia yang memahami hal ini, mungkin rasa saling menghargai akan ada.


saat ini aku masih belum tahu, apa arti kasih sayang, apa arti dihargai, apa arti dibutuhkan, apa arti di anggap. semua karena keadaanku yang sedan antah berantah.

entah mengapa jalan hidup terasa rumit, berbagai cara dilakukan selalu saja berujung pada hasil yang tidak memuaskan dan bahkan menelan pahit lebih banyak saat proses pencapaian yang tiada ujungnya.


bagaimana mungkin hati dan pikiran ini bisa tenang, bisa bahagia, bisa tentram sedangkan orang yang dekat denganku harus mengalami hal pahit juga.

terkadang selalu berfikir, semua kesalahanku, nasib pahitku dan jalan hidupku yang tak indah ini menyebabkan orang disekitarku menjadi korban akan itu semua, dan mereka harus ikut serta merasakan hal tersebut bahkan lebih menyakitkan untuk mereka yang sebelumnya belum pernah ada di posisi seperti ini, apakah aku pembawa sial? mungkin, seandainya mereka yang dekat denganku tidak menjalin hubungan lebih sekedar dari teman, mereka akan bahagia, dan mungkin pasanganku yang menjadi pendamping hidupku juga akan lebih bahagia bilamana dia bersama orang lain merajut rumah tangga nya, mungkin juga bila aku tidak dibesarkan maka orang tua dan keluargaku tidak akan menanggung beban akan kehadiranku.


bagaimana jalan hidupku ini? apakah akan berubah? jika iya, kapan? sungguh, batasan akan diriku sendiri masih bisa menahan ini semua, namun batasan akan rasa tanggung jawab pada keluarga kecilku membuatku makin merasa malu, merasa tidak berguna dan payah karena sudah lama aku membuat semua ini terjadi.

apakah dunia ini pilih pilih terhadap manusia yang ada? apakah Tuhan juga tidak memberikan keadilan yang merata kepada tiap makhluk cipataanya? kenapa keadaanku tetap seperti ini, sedangkan aku selalu memiliki rasa ingin menyudahi era pahitku ini.


satu hal lain yang membuatku makin membenci diri sendiri adalah aku tak bisa seperti orang orang yang pernah singgah di hati pasanganku. sehingga apa yang dia berikan kepada pasanganya yang terdahulu jauh lebih menyenangkan daripada kepadaku, ya, semua karena keadaanku, semua karena keterpurukan ini, siapa lagi yang bisa aku jadikan tempat bernaung dan berkeluh kesah kalau bukan Tuhanku sendiri, saat masih ada orang tuaku, merekalah tempatku berkeluh kesah dan menangis akan perjalanan hidup yang tidak berpihak baik pasaku setelah Tuhanku, kini sudah tiada lagi makhluk yang mau mendengarkan dan memberikan nasihat kepadaku


aku akan selalu berusaha, selalu berharap, memohon dan berdoa untuk tidak berpulang sebelum aku bahagiakan orang terdekat dan terkasihku


ini hanya sebuah isi pikiran yang tersirat dalam gambaran kalimat yang sepenuhnya tidak bisa ku ungkapkan, entah apa yang akan terjadi kedepanya pada diri ini dan keadaan ini, setidaknya doa ku kepada Tuhanku tak akan pernah aku lupakan dan hentikan, meski harus menanti sampai ajal menjemput nanti


terimakasih untuk kalian yang pernah mewarnai hidup ini dengan canda tawa dan kebersamaan yang mebuatku melupakan sejenak pahitnya kenyataan hidup.

maaf untuk kalian yang terluka dan tersakiti olehku dengan segala kebodohan dan ke egoisanku



Comments

Popular posts from this blog

Misteri Wentira (Kota Ghaib)

Misteri Nenek Gayung Dan Kakek Pacul

Kisah 2 Hantu